Ad Code

Analisis Sosial: Semacam Catatan Pengantar


BANYAK
peristiwa di sekitar kita yang terkadang luput dari sorotan ”indera” kita. Padahal kalau kita cermati berbagai peristiwa itu bisa menjadi bahan kajian yang menarik dan kita bisa mengubah atau menyikapi peristiwa itu dengan lebih ”cerdas” dan bijaksana. Kelangkaan dan kenaikan harga kedelai, mogoknya pengrajin tahu-tempe, menurunnya produksi atau panen petani padi dari tahun ke tahun, imbas kenaikan BBM pada kehidupan masyarakat, dan masih banyak peristiwa lain, adalah beberapa contoh peristiwa atau fenomena sosial yang akhir-akhir ini muncul di sekitar kita.

Nah, untuk bisa ”membaca” dan ”menangkap” berbagai peristiwa itu, selain diperlukan ketajaman ”indera” kita untuk menangkap dan kemudian ”mengulitinya” sehingga setiap bagian atau unsur-unsur peritiwa itu bisa kita rangkai hubungan-hubungannya dan terbuka jelas tabir yang menyelimutinya, juga memerlukan seperangkat metode untuk menangkap berbagai peristiwa sosial dengan tepat. Salah satunya adalah memerlukan analisis sosial. Dengan menggunakan analisis sosial kita bisa mengidentifikasi dan memahami persoalan-persoalan yang berkembang  secara lebih mendalam, mendetail, dan komprehensif. Kita bisa membedakan mana akar pokok masalah dan mana yang hanya serabutnya, mana yang inti dan mana yang hanya efek sampingya saja, dan seterusnya.

Selain itu, dengan analisis sosial kita bisa mengetahui potensi yang ada dalam kehidupan sosial sekitar kita. Dalam hal ini, kita tidak hanya berkutat pada “masalah”, tetapi diarahkan untuk bisa mencari dasar pemecahan persoalan dan dengan demikian akan di-”diagnosis” pula kemungkinan dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Berikutnya, kita juga dapat mengetahui dengan lebih akurat mana kelompok-kelompok masyarakat yang terdampak  atau yang paling dirugikan dan kemudian dapat diprediksikan apa yang akan terjadi dan bagaimana menghadapinya. Meskipun demikian, analisis sosial bukanlah pemecah/penyelesaian dari suatu permasalahan. Analisis sosial hanyalah dasar sebelum mememecahkan persoalan. Hanya diagnosis, bukan obatnya. Hasil analisis dapat dikatakan hanya merupakan kebenaran tentatif, yang bisa merubah sesuatu dengan fakta atau data temuan-temuan yang baru. Dengan demikian, analisis ini bersifat dinamis, terus bergerak, memperbaharui diri, dikaji ulang dan terus diperkuat dengan fakta-fakta pendukung.

Analisis sosial harus berorientasikan untuk sesuatu keperluan untuk perubahan. Ada watak mengubah yang dihidupkan dalam proses analisis sosial ini. Karena itu analisis yang dilakukan, selalu bersifat kritis. Kritis bukan asal kritik atau asal berbeda. Kritis adalah cara melihat masalah  dengan seksama, mempertanyakan setiap segi masalah dengan teliti. Dan karena itu pula, menjadi sangat jelas bahwa analisis sosial merupakan salah satu titik simpul dari proses perubahan panjang yang mendorong perubahan itu sendiri. Analisis sosial akan menghasilkan blue print, yang memberikan arahan mendasar untuk usaha-usaha perubahan.

Kemudian siapakah analis-nya atau yang menganalisisnya? Banyak orang dan pihak, termasuk kalangan akademisi yang mempunyai peran dan posisi strategis. Selama ini, bicara tentang analisis sosial pada umumnya selalu dikaitkan dengan dunia akademik, kaum cendikiawan, kaum intelektual, ilmuwan atau kalangan terpelajar lainnya. Ada kesan yang sangat kuat bahwa analisis sosial hanya milik mereka. Masyarakat awam tidak punya hak untuk melakukannya. Bahkan kalau melakukan, maka disediakan mekanisme sedemikian rupa, sehingga hasil analisis awam dimentahkan.

Pemahaman yang demikian bukan saja keliru, melainkan mengandung maksud-maksud tertentu yang tidak sehat dan penuh dengan kepentingan. Pengembangan analisis sosial di sini, justru ingin membuka sekat atau pintu itu, dan memberikan kesempatan kepada siapapun untuk melakukannya. Malahan mereka yang paling dekat dengan suatu kejadian, tentu merupakan pihak yang paling kaya dengan data dan informasi. Justru analisis yang dilakukan oleh mereka yang dekat dan terlibat akan lebih berpeluang mendekati kebenaran. Tanpa memberikan kemampuan yang cukup kepada masyarakat luas untuk melakukan analisis terhadap apa yang terhadi pada lingkungan mereka atau apa yang mereka alami, maka mereka menjadi sangat mudah dimanipulasi dan pada gilirannya tidak bisa mengambil sikap yang tepat.

Dan yang perlu ditekankan bahwa proses dalam analisis sosial yang dilakukan bukan sekadar mengumpulkan data, berita atau angka, melainkan berusaha membongkar apa yang terjadi sesungguhnya, bahkan menjawab mengapa demikian, dan menemukan pula faktor-faktor apa yang memberikan pengaruh kepada kejadian tersebut. Lebih dari itu, analisis sosial, seyogyanya mampu memberikan prediksi kedepan/kemungkinan yang akan terjadi.

Proses analisis juga perlu melakukan kajian yang terkait dengan kesejarahan, sejarah peristiwa, kaitan struktur, nilai-nilai, reaksi yang berkembang dan arah masa depan. Dalam proses ini ada tahapan-tahapan yang harus dilalui yaitu identifikasi masalah, menentukan metode, mengumpulkan data, melakukan analisis dan membuat kesimpulan serta rekomendasi.

Demikianlah sekilas semacam catatan pengantar ke ”dunia” analisis sosial ini. Semoga bermanfaat!

Lereng Anjasmara, 14 September 2013

Rujukan Lanjutan:
1.    Fakih, Mansour. 2010. Analisis Gender dan  Transformasi Sosial. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
2.  Hardiman, Frans Budi. 2003. Melampaui Positivisme dan Modernitas: Diskursus Filosofis tentang Metode Ilmiah dan Problem Modernitas. Kanisius. Yogyakarta.
3.    Rex, John. 1985. Analisa Sistem Sosial. Penj. Sahat Simamora.  Bina Aksara, Jakarta.
4.    Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Komentator terbaik adalah mereka yang menyaksikan dan terlibat langsung dengan suatu peristiwa, ya. Mereka bisa lebih rinci menceritakan kronologisnya dan mencari tau sebab akibatnya.

    BalasHapus
  2. sayangnya orang tak berani mengutarakan analisis sosialnya di depan publik, paling cuman bisa ngoceh di fb hehe :D

    BalasHapus

Thanks for your visiting and comments!

Ad Code