Ad Code

Fathonah dan Sapinya


PAGI itu di kampung dibuat geger oleh segerombolan sapi. Sapi-sapi yang jumlahnya belasan itu lepas dari kandangnya dan mengamuk memporak-porandakan apa saja yang dilewati. Yang paling parah adalah ladang bawang dan cabai di desa yang hampir panen, hancur terinjak-injak sapi. Akibatnya, pemilik ladang marah-marah dan mencari tahu, sapi siapakah yang lepas dan memporak-porandakan tanamannya itu.

“Kita harus mencari pemilik sapi-sapi itu” kata Cak Man berapi-api kepada Cak Lim dan Cak Luth.

“Iya, kita harus minta ganti rugi” Sahut Cak Lim.

“Tenang, sepertinya saya hafal dengan lenguhan-lenguhan sapi-sapi itu. Lenguhannya sangat merdu dan khas sapi betina yang binal. Sebagai blantik, aku kan biasa keliling mengunjungi kandang-kandang sapi warga sini” Kata Cak Luth menenangkan dua temannya.

“Punya siapa itu Cak?” Tanya Cak Man dan Cak Lim hampir bersamaan.

“Mendengar lenguhannya itu, itu sepertinya sapi-sapi Pak Fathonah, pemilik kandang ternak sapi terbesar dan terbanyak di kampung kita”. Jawab Cak Luth.

“Kalau begitu mari kita ke rumah Pak Fathonah, kita tanya ke dia”. Ajak Cak Man.

Akhirnya mereka bertiga pergi ke rumah Pak Fathonah yang berjarak sekitar 10 menit perjalanan kaki. Belum sampai di rumahnya, ternyata mereka bertemu Pak Fathonah di tengah jalan.

“Pak Fathonah, kebetulan kami bertiga mau ke rumah sampean. Mau menanyakan apakah sapi-sapi yang kabur dan memporak-porandakan ladang-ladang bawang saya dan warga lainnya pagi tadi itu punya sampean?” Tanya Cak Man langsung ke persoalan.

“Iya benar, makanya saya ini buru-buru mencari warga lain untuk saya mintai bantuan untuk menangkap sapi-sapi itu. Ada delapan yang kabur. Persoalan ladang bawang dan lainnya nanti saja kita selesaikan. Saya sendiri tak menyangka dengan kaburnya sapi-sapi itu. Padahal hari ini, sapi-sapi itu akan saya sewakan untuk dipakai membajak sawah di kampung sebelah. Kalau sudah begini, saya tak bisa membajak sawah lagi. Untuk itu saya mohon pengertian bapak-bapak dulu dan bapak-bapak mau membantu saya untuk segera menangkap sapi-sapi itu. Mumpung belum meluas ngamuknya sapi-sapi itu. Masalah ganti rugi, nanti kita selesaiakan setelah sapi-sapi itu tertangkap” Jawab Pak Fathonah panjang lebar kepada Cak Man dan dua temannya.

“Baiklah Pak, yang penting bawang-bawang kami dan cabai-cabai yang rusak harus sampean ganti” Pinta Cak Man menegaskan.

“Percayalah Pak, mari kita tangkap sapi-sapi itu” Ajak Pak Fathonah segera.

Akhirnya mereka berempat dan dibantu warga lainnya ramai-ramai mengepung dan menangkap sapi-sapi milik Pak Fathonah.

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Hafal sapi milik siapa dari lenguhannya. Memangnya beda ya suaranya? Hehehe... kalau saya yang denger, rasanya sama aja.

    BalasHapus
  2. lagi hobi nulis sapi nih mas jun?? hehe

    BalasHapus
  3. fathonah ternyata sudah merambah dunia blogger..nice story sobat :-)

    BalasHapus

Thanks for your visiting and comments!

Ad Code